Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ.

“Dan tidaklah kehidupan dunia ini selain sesuatu yang melalaikan dan main-main, dan sesungguhnya negeri akhirat kelak itulah kehidupan yang sebenarnya seandainya mereka mengetahui.”
(QS. Al-Ankabut: 64)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah menjelaskan ayat yang mulia ini:

يخبر تعالى عن حالة الدنيا والآخرة، وفي ضمن ذلك، التزهيد في الدنيا والتشويق للأخرى، فقال: {وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا} في الحقيقة { إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ } تلهو بها القلوب، وتلعب بها الأبدان، بسبب ما جعل اللّه فيها من الزينة واللذات، والشهوات الخالبة للقلوب المعرضة، الباهجة للعيون الغافلة، المفرحة للنفوس المبطلة الباطلة، ثم تزول سريعا، وتنقضي جميعا، ولم يحصل منها محبها إلا على الندم والحسرة والخسران.
وأما الدار الآخرة، فإنها دار {الحيوان} أي: الحياة الكاملة، التي من لوازمها، أن تكون أبدان أهلها في غاية القوة، وقواهم في غاية الشدة، لأنها أبدان وقوى خلقت للحياة، وأن يكون موجودا فيها كل ما تكمل به الحياة، وتتم به اللذات، من مفرحات القلوب، وشهوات الأبدان، من المآكل، والمشارب، والمناكح، وغير ذلك، مما لا عين رأت، ولا أذن سمعت، ولا خطر على قلب بشر. {لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} لما آثروا الدنيا على الآخرة، ولو كانوا يعقلون لما رغبوا عن دار الحيوان، ورغبوا في دار اللهو واللعب، فدل ذلك على أن الذين يعلمون، لا بد أن يؤثروا الآخرة على الدنيا، لما يعلمونه من حالة الدارين.

Allah Ta’ala mengabarkan tentang keadaan dunia dan akhirat, dan termasuk di dalamnya adalah menunjukkan rendahnya dunia dan upaya untuk membuat cinta kepada akhirat. Dia berfirman, “Dan tidaklah kehidupan dunia ini” hakekatnya “kecuali sesuatu yang melalaikan dan permainan” maksudnya yang melalaikan hati dan menjadikan badan bermain-main, karena Allah menjadikan padanya perhiasan, kelezatan, dan syahwat yang menggiurkan hati yang berpaling, menyenangkan pandangan yang lalai, dan menggembirakan jiwa yang senang dengan kebatilan. Kemudian lenyap dengan cepat dan semuanya berakhir, dan orang yang mencintainya tidak mendapatkan darinya selain penyesalan, kekecewaan, dan kerugian.

Adapun negeri akhirat maka dia adalah negeri yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang sempurna yang termasuk konsekuensinya adalah badan penduduknya dalam puncak kekuatan, dan kekuatan mereka pada puncak keperkasaan, karena itu adalah badan dan kekuatan yang memang diciptakan untuk hidup, dan di sana terdapat segala sesuatu yang dengannya hidup menjadi sempurna dan berbagai kelezatan lengkap, yaitu hal-hal yang menggembirakan hati dan kesenangan badan berupa makanan, minuman, kebutuhan biologis, dan yang lainnya yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan bahkan belum pernah sekalipun terbetik dalam hati manusia.

“Seandainya mereka mengetahui” niscaya mereka tidak akan mengutamakan dunia atas akhirat, dan seandainya mereka berfikir niscaya mereka tidak akan membenci negeri yang sesungguhnya dan mereka tidak akan mencintai negeri yang isinya hanya sesuatu yang melalaikan dan main-main.

Jadi hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya orang-orang yang mengetahui pasti akan mengutamakan akhirat atas dunia, karena mereka mengetahui hakekat keadaan kedua negeri tersebut.

Tafsir as-Sa’di, hlm. 746

»Channel Telegram || https://t.me/fawaidsolo