Bidayah Wan Nihayah
Al-Ustadz Idral Harits Thalib Abrar حفظه الله تعالى
Orang-orang kafir di antara kaum Nabi Nuh عليه السلام telah musnah ditenggelamkan oleh Allah سبحانه وتعالى. Bumi pun bersih dari najis kesyirikan dan para pengusungnya. Yang tersisa hanya orang-orang yang beriman bersama Nabi Nuh.
Waktu berjalan cepat. Sisa orang- orang yang beriman itu satu demi satu pergi tanpa meninggalkan keturunan. Akhirnya, putus pula generasi mereka sampai di situ. Demikianlah ketetapan Allah سبحانه وتعالى terhadap mereka.
Allah سبحانه وتعالى memiliki kehendak yang tidak bisa dihalangi siapa pun. Dia memiliki ilmu yang Maha luas, hikmah yang agung, dan rahmat yang tiada bertepi. Dengan kehendak-Nya, dari tiga orang putra Nabi Nuh عليه السلام yang beriman dan ikut bersama Ayahanda mereka itulah, lahir generasi penerus yang melanjutkan keberadaan Adam sebagai khalifah di muka bumi.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَلَقَدْ نَادٰىنَا نُوْحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيْبُوْنَ (٧٥) وَنَجَّيْنٰهُ وَأَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ (٧٦) وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبٰقِيْنَ (٧٧)
“Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami, maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan doa (adalah Kami). Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” [Q.S. Ash Shaffat: 75-77]
Akhirnya, dari ketiga putra beliau inilah Iahir bangsa-bangsa manusia yang ada hingga saat ini di seluruh penjuru dunia. Sam bin Nuh melahirkan bangsa Arab dan Yahudi, saudaranya Ham adalah moyang orang-orang Habasayah (negro), dan Yafuts menurunkan bangsa-bangsa Eropa (Romawi).
(lebih…)